Sesudah naik tahta juga sebagai baginda, dia memperoleh gelar raja Hasanuddin, Tumenanga Ri Balla Pangkana yg( wafat di istananya yg jelita) atau lebih dikenal bersama raja Hasanuddin.
Dirinya dijuluki e Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yg artinya Ayam Jantan/Jago alamat alam Timur, sebab keberaniannya menandingi penjajah Belanda.
Raja Hasanuddin yakni anak ke-2 mulai sejak Raja Gowa ke-15, I Manuntungi Daeng Mattola, Karaeng Lakiung yg bergelar baginda Malikussaid dan ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu yg ialah hawa bangsawan Laikang.
Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je'ne saudara Sultan Hasanuddin seorang wanita yg selanjutnya jadi permaisuri raja Bima, Ambela Abul Chair Sirajuddin.
Sejak mungil raja Hasanuddin telah menunjukkan roh kepemimpinan juga sebagai satu orang panitia musim depan.
Kecerdasan dan kesungguhan dirinya dalam menggali ilmu teramat menonjol di bandingkan dgn saudara-saudaranya yg lain.
Pendidikannya di pusat pendidikan dan les Islam di Mesjid Bontoala menempa Hasanuddin jadi cowok yg beragama, cermat hati, sepantasnya dan mempunyai stamina perjuangan.
tidak cuma itu, Hasanuddin mahir bergaul.
Tak cuma dalam sektor bangsawan istana dan rakyatnya, lagi pula memperbanyak pada orang invalid seperti orang melayu, portugis dan inggris yg buat disaat itu tidak sedikit melawat ke Makassar pada berdagang.
Wafatnya raja Alauddin dan pelantikan raja Malikussaid juga sebagai Raja Gowa ke-15 kepada usia 8 thn, baginda Alauddin menemui ajal sesudah memerintah tatkala 46 thn.
Hasanuddin merasa amat sangat sedih sekali.
Setelah itu ayahnya raja Malikussaid mengantikan aki ia jadi Raja Gowa ke-15.
Dirinya dilantik buat copot 15 Juni 1639.
Tatkala kepemimpinannya baginda Malikussaid kerap kali menggandeng Hasanuddin yg terus berumur muda guna menghadiri perundingan-perundingan utama.
Faktor ini tak ada lain dilakukan kepada mengajarkan raja Hasanuddin berkaitan ilmu pemerintahan, diplomasi dan taktik peperangan.
Sejak itulah kecakapan dalam bagian ini telah menonjol.
Tidak hanya mewarisi tutorial berasal ayahnya, Hasanuddin sedang tidak sedikit dibimbing oleh mangkubumi kesultanan Gowa Karaeng Pattingaloang persona yg paling berkuasa dan berotak yg sekalian tutor alamat Arung Palakka yg adalah Raja Bone.
Baginda Hasanuddin beberapa kali jadi deputi, borong mengambil amanat menggantikan ayahnya mengahdiri kesultanan nusantara dgn mengambil kode konfederasi nusantara.
Paling utama guna daerah-daerah dalam campuran pengawalan kesultanan Gowa.
Ketika umurnya 21 thn, raja Hasanuddin diakui guna menjabat skedul benteng kesultanan Gowa dan tidak sedikit meringankan ayahnya mendatangkan penjagaan pada tangkis serangan Belanda yg waktu itu sejak mulai dilancarkan.
Pemilihan raja Hasanuddin juga sebagai Raja Gowa ke-16 I Mallombasi Daeng Mattawang dinobatkan jadi Raja Gowa ke-16 bersama gelar raja Hasanuddin terhadap bln Nopember 1653 menukar ayahnya buat kala dia berumur 22 th.
Raja Hasanuddin bukanlah putra takhta yg penting jadi pewaris kesultanan, sebab derajat kebangsawanan ibunya lebih nista semenjak ayahnya.
Raja Hasanuddin diangkat jadi raja sebab warisan asal ayahnya sebelum meninggal.
warisan awal Raja pada baginda Hasanuddin disetujui oleh Mangkubumi kesultanan Karaeng Pattingaloang.
Sebab menonton sifat-sifat Hasanuddin yg tegas, wirawan dan terus mempunyai kemampuan juga wawasan yg luas.
Kesultanan Gowa Menentang business Monopoli VOC.
Raja Hasanuddin menyambung perjuangan ayahandanya menandingi VOC yg mengerjakan monopoli perdagangannya di Indonesia bidang timur.
VOC beranggapan orang - orang Makasar dan kesultanan Gowa yang merupakan penghalang dan seteru berat.
Apalagi VOC beranggapan sbg lawan yg amat berbahaya.
Taktik belanda diwilayah timur indonesia, yang melakukan monopoli dan merugikan rakyat dilawan oleh Sultan Hasannudin dengak taktik yang lebih jitu.
Dengan membenturkan musuh belanda lainnya.
Tentu saja kemauan Belanda di tolak mentah-mentah Raja Gowa.
Kesultanan Gowa menentang bersama menduri hak monopoli yg hendak dijalankan VOC.
Raja Alaudin, raja Muhammad Said, dan baginda Hasanuddin bersika sama.
Bahwa Tuhan membuat darat dan lautan bagi dipunyai dan dimanfaatkan bersama.
Itu sebabnya kesultanan Gowa menentang business monopoli VOC dan ini yg menghasilkan VOC mengupayakan untu menggempur dan mengungsikan kesultanan Gowa.
Kesultanan Gowa buat kala itu adalah kesultanan paling besar yg mengambil rute perdagangan.
Pergulatan menandingi Belanda dan janji Bongaya Dalam perjalanannya, berlangsung pertempuran yg terjadi di gelanggang perang Sulawesi Selatan celah beberapa orang Makassar yg dipimpin oleh baginda Hasanuddin bersama VOC dipimpin oleh Laksamana Speelman.
Tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Belanda mengusahakan membantai kerajaan-kerajaan mungil, melainkan mereka belum terlaksana membantai kesultanan Gowa.
Dikarenakan raja Hasanuddin mengusahakan memberkaskan roh kerajaan-kerajaan mungil di Indonesia sektor timur kepada menandingi Belanda.
Pertempuran-pertempuran juga terjadi demikian semula senantiasa diadakannya beragam perikatan perdamaian dan gencatan senjata, namun senantiasa dilanggar oleh VOC dan memberatkan kesultanan Gowa.
Kepada disaat Empty Belanda kembali mengibarkan stamina pasukannya sampai buat hasilnya Gowa tersudut dan makin usang.
Bersama beragam pertimbangan hasilnya raja Hasanuddin mau meneken permufakatan Bungaya, guna 18 November 1667.
Sesudah merasa komitmen Bungaya itu teramat memberatkan terhadap bangsa dan kesultanan Gowa, hasilnya bagi 12 April 1668 perang lagi pecah.
Baginda Hasanuddin mewariskan pemberontakan sengit.
Pertolongan tentara permulaan luar, mengeataskan tenaga pasukan Belanda, sampai hasilnya terlaksana menerobos penjagaan terkuat kesultanan Gowa merupakan penjagaan Sombaopu guna luruh 24 Juni 1669.
Baginda Hasanuddin Turun Tahta sesudah kekalahan yg diderita kesultanan Gowa dan mundurnya raja Hasanuddin semenjak penjagaan Somba Opu ke penjagaan Kale Gowa, maka bisnis Speelman memecah belah asosiasi kesultanan Gowa masih dilancarkan.
Bisnis ini tercapai, sesudah diadakan "pengampunan umum".
Siapa saja yg ingin lutut diampuni Belanda. Beberapa pembesar kesultanan menyebut berlipat kaki.
Karaeng Tallo dan Karaeng Lengkese menyebut patuh buat syarat Bungaya.
Raja Hasanuddin telah bersumpah tak dapat sudi bekerja sama bersama penjajah Belanda.
Kepada luruh 29 Juni 1669 raja Hasanuddin mengutamakan jabatan yang merupakan Raja Gowa ke-16 sesudah selagi 16 thn berperang menandingi penjajah dan mengupayakan mempersuatukan kesultanan Nusantara.
Juga sebagai penggantinya ditunjuk putranya I Mappasomba Daeng Nguraga Bergelar raja Amir Hamzah.
Setelah turun tahta, raja Hasanuddin tidak sedikit mengatakan waktunya sbg instruktur aqidah Islam dan mengusahakan menancapkan rasa kerakyatan dan persatuan.
Wafatnya baginda Hasanuddin guna hari Kamis melucut 12 Juni 1670 serempak dgn luruh 23 Muharram 1081 Hijriah.
Baginda Hasanuddin meninggal dalam umur 39 th.
Ia dimakamkan disuatu bukit di pemakaman Raja-raja Gowa di dalam penjagaan Kale Gowa di culun Tamalate.
Nama baginda Hasanuddin baka dalam dada.
Menjunjung tinggi jasanya bersama memvideokan namanya jadi nama jalan guna nyaris disetiap Kota di Nusantara.
Kampus Hasanuddin juga sebagai salah satu kampus termasyhur di Indonesia bidang Timur, mempergunakan namanya dan memanfaatkan lambangnya "Ayam wirawan mulai sejak Timur".
Arahan tanah Militer (KODAM) XIV Hasanuddin memvideokan namanya dan menyiapkan semboyannya "Abbatireng Ri Pollipukku" (setia terhadap Negeriku).
Dan bersama ketetapan presiden jokowi RI No. 087/TK?tahun 1973 melucut 6 November 1973, raja Hasanuddin dianugerahi gelar wira Nasional, kepada menghormati jasa-jasa kepahlawanannya.